TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN
Berdasar kutipan Lien, Diao Ai, Transformasi adalah
perubahan yang bersifat struktural, secara bertahap, total, dantidak bisa
dikembalikan lagi ke bentuk semula (irreversible) (Danabalan, 1999).
Transformasi mutlak perlu dilakukan dalam sebuah perpustakaan untuk menyesuikan perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi yang begitu cepat. Perpustakaan sebagai sumber informasi harus
mampu berkembang mengikuti
tantangan perubahan peradaban
teknologi yang semakin modern mengikuti dinamika zaman. "Leadership...,
like swimming, cannot be learnt by reading about it," kata Harkrisyati
Kamil, Presiden Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia
(ISIPII) mengutip perkataan Henry Mintzberg, ketika menggambarkan peran sentral
seorang pemimpin dalam menggiring perpustakaan konvensional untuk
bertransformasi.
Pendapat mantan kepala
perpustakaan British Council Jakarta itu juga di setujui oleh Blasius
Sudarsono, pustakawan senior di Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (PDII LIPI) yang hadir dalam pelatihan pada Pelatihan
Kepemimpinan Manajemen Perpustakaan yang diselenggarakan Klub Perpustakaan
Indonesia di Bogor, 14-16 Oktober.
Hal ini merupakan tantangan sebuah perpustakaan untuk dapat mengambil
peran yang lebih kompleks dan multifungsi juga sebagai agen perubahan (agent of change). Endang
Fatmawati(2010:16) dalam buku The Art of Library mengatakan bahwa posisi perpustakaan sebagai
agen perubahan (agent of change)dan
pusat pembudayaan manusia sangat dipengaruhi oleh 4 (empat) factor penting
yaitu pengelola perpustakaan (SDM), sumber informasi ,para pengguna (users) dan
biaya. Poin pertama ini sepaham dengan ungkapan Harkrisyati Kamil(Presiden
Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia) yang menyatakan bahwa
perpustakaan yang bertransformasi, harusnya mempersipakan sumberdaya manusianya
menjadi sumberdaya yang "multitasking" alias memiliki segenap
keahlian dan siap menjadi agen perubahan.
Pada konsep materi mata kuliah kapita selekta membahas bahwa transformasi
yang harus dilakukan oleh perpustakaan meliputi:
1).transformasi pemustaka,
2).tranformasi .layanan
3) tranformasi fasilitas TIK
4). SDM
5).fungsi dan nilai tambah.
Akan tetapi, Lien, Diao
Ai., (2004) hanya menekankan bahwa
Transformasi yang wajib dilakukan hanya meliputi 3 (tiga) garis besar yaitu transformasi
fungsi, transformasi fasilitas dan transformasi pustakawan.
Untuk mempermudah pemahaman tentang tranformasi fungsi sebuah
perpustakaan, Lien, Diao Ai membandingkan fungsi dari sebuah perpustakaan dalam
sebuah tabel yang memeperlihatkan perubahan fungsi dari sebuah perpustakaan
sebelum dan sesudah era internet.
Sebelum internet
|
Sesudah internet
|
Memberikan
multi-entry service atau
pelayanan
yang terpisah untuk
pengadaan,
pengolahan, transaksi
peminjaman,
referensi, dsb
|
Menyediakan
one-stop service: multifunctional
librarians
serving multi-tasking
customers
|
Mengumpulkan
informasi dan
pengetahuan
(umumnya tercetak) secara
lokal
|
Mengkoleksi
dan menyediakan akses ke
informasi
dan pengetahuan serta sumbersumbernya
yang
tersebar di seluruh dunia,
dalam multi-format (termasuk tacit)
|
Menjaga
koleksi dan akses informasi dan
pengetahuan
|
Menambah
nilai pada informasi dan
pengetahuan (adding
value)
|
Melayani individu atau kelompok tanpa
melihat potensi hubungannya dengan
individu atau
kelompok lain
|
Melayani
individu atau kelompok sebagai
anggota
jaringan
|
Memberikan pelayanan di tempat (on
site)
dan sebatas
jam pelayanan
|
Memberikan pelayanan on-line 24 jam
|
Manajemen
informasi: memberikan
pelayanan
sebatas akses informasi dan
pengetahuan
Manajemen
|
Manajemen pengetahuan: memberikan
pelayanan bervariasi dan dinamis
meliputi
seluruh siklus pengetahuan (mulai dari
penciptaan, perekaman dan publikasi,
penyebaran, penggunaan, dan penciptaan
kembali,
pengetahuan)
|
Memberikan pendidikan pemakai sebatas
mengenai pemanfaatan perpustakaan
(library
skills and literacy)
|
Meningkatkan information skills and
literacy sedemikian rupa sehingga
pengguna dapat memanfaatkan TIK untuk
mengakses dan memanfaatkan informasi
secara
kritis; serta merekam
mempublikasi atau share, pengetahuan
dengan
efisien.
|
Masih menurut Lien, Diao Ai(2004) ,untuk menjalankan fungsi baru tersebut
maka, perpustakaan haruslah melakuakan tranformasi fasilalitas, yaitu perpustakaan
harus mengembangkan fasilitas yang lebih dari sekedar perpustakaan digital,
yang menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk mengitegrasikan
perpustakaan dengan penggunanya yang ditunjang dengan fasilitas gedung yang
memadai.
Harkrisyati Kamil( Presiden
Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia) juga sependapat bahwa
Transformasi perpustakaan itu tidak terlepas dari peran teknologi, teknologi
bukanlah semata-mata mesin, karena juga mengandung pengetahuan dan keterampilan
menggunakan alat atau mesin tersebut. Selain itu teknologi bersinggungan dengan
aspek budaya dan aspek organisasion untuk menjadi sebuah kegiatan yang
terus-menerus dan meluas.
Lien, Diao Ai menjelaskan transformasi ketiga
yang harus dilakukan perpustakaan adalah transformasi pustakawan. Dia mengutip bahwa pustakawa yang
di butuhkan di era digital ini adalah :
“Holistic librarians with a broad range of
competencies and skills are an emergingprerequisite in academic libraries,
especially in technology-oriented roles.” (Dupuis &Ryan (2002, h5)
“New librarians will come from other backgrounds, and
the emphasis will be on
leadership, connectivity, innovation and creativity –
making new and powerful
connections increasingly on an individual basis between
people and their knowledge
needs.” (Kempster, 1999, h.201).
Untuk melengkapi
konsep transformasi dibidang perpustakaan maka perlu ditambahkan hal penting
mengenai tranformasi di bidang layanan,
untuk melihat sejauh mana kinerja sebuah perpustakaan sudah berhasil
melaksanakan tugasnya memberikan layanan jasa informasi kepada pengguna,
menurut Sutoyo (2001: 132) setidaknya dapat dilihat dari 3 (tiga) tolok ukur :
kelengkapan koleksi, penelusuran informasi, dan kualitas informasi yang
disajikan .
Transformasi lain yang
yang dilakaukan perpustakaan adalah transformasi pemustaka, karena pemustaka
merupakan aset terpenting yang menunjang keberlangsungan sebuah
perpustakaan.Sebuah perpustakaan yang memiliki koleksi yang lengkap dan layanan
beragam tidak akan bermanfaat jika pemustaka itu sendiri belum memiliki kesadaran untuk mendayagunakan perpustakaan.
Maka dari itu perpustakaan harus melakukan transformasi merubah paradigma masyarakat
yang memandang perpustakaan hanyalah sebuah gedung tua yang berisikan koleksi
buku-buku usang dan berdebu,dijaga oleh penjaga yang berpenampilan monoton dan
berkacamata tebal. Zaman sudah berubah, dunia perpustakaan sudah mengalami
kemajuan, pihak internal perpustaan sudah berbenah diri,sekarang tugas
perpustakaan adalah membuat masyarakat untuk melek literasi informasi. Endang
Fatmawati (2010:26) dalam buku The Art of Library mengatakan bahwa jika
masyarakat sebagai pengguna perpustakaan,sudah melek lierasi informasi, maka
berbagai informasi yang melimpah tersebut akan menjadi sumberdaya yang
bermanfaat.
Daftar Pustaka:
Lien, Diao Ai., (2004). Transformasi
Dunia Perpustakaan. Media Pustaka vol. XI/3-4
(September),14-15 http://eprints.rclis.org/bitstream/10760/11338/1/Transformasi_Dunia_Perpustakaan_-_ai_lien.pdf
diakses 19 juni 2012 pukul 20.00 WIB
Sulistyorini ,Dyah,(2009).
Perpustakaan Harus Bertransformasi, Jakarta :(ANTARA News)artikel berita http://www.antaranews.com/berita/1255786406/javascrip diakses 19 juni
2012 pukul 20.00 WIB
Kempster,
G. (1999). Dawning of the
age: the horizon for powerful people-centred
libraries. Dalam S. Criddle, L. Dempsey,
dan R. Heseltine (eds.) Information
landscapes for a
learning society: networking and the future of libraries 3. An
international
conference held at the university of bath, 29 june-1 july 1998 (199-
204). London:
Library Association Publishing.
Dupuis,
J. & Ryan, P. (2002).
Bridging the two cultures: a collaborative approach to
managing electronic resources. Issues in Science and Technology
Librarianship,
spring
.Fatmawati,Endang.(2010).The Art of Library.Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Materi PTT pemebelajaran mata kuliah Kapita selekta oleh
Endang Fatmawati, S.S.,S.Sos.,M.Si Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas
Diponegoro, unpublis
ditulis untuk memenuhi tugas Makul kapita Selekta/RATNAWATI/FIB/2012