Tuesday, October 2, 2012

Kenapa Perpustakaan Harus Bertransformasi

TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN
Berdasar kutipan Lien, Diao Ai, Transformasi adalah perubahan yang bersifat struktural, secara bertahap, total, dantidak bisa dikembalikan lagi ke bentuk semula (irreversible) (Danabalan, 1999). Transformasi mutlak perlu dilakukan dalam sebuah perpustakaan untuk  menyesuikan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat. Perpustakaan sebagai sumber informasi harus mampu berkembang mengikuti  tantangan  perubahan peradaban teknologi yang semakin modern mengikuti dinamika zaman. "Leadership..., like swimming, cannot be learnt by reading about it," kata Harkrisyati Kamil, Presiden Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia (ISIPII) mengutip perkataan Henry Mintzberg, ketika menggambarkan peran sentral seorang pemimpin dalam menggiring perpustakaan konvensional untuk bertransformasi.
Pendapat mantan kepala perpustakaan British Council Jakarta itu juga di setujui oleh Blasius Sudarsono, pustakawan senior di Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII LIPI) yang hadir dalam pelatihan pada Pelatihan Kepemimpinan Manajemen Perpustakaan yang diselenggarakan Klub Perpustakaan Indonesia di Bogor, 14-16 Oktober.
Hal ini merupakan tantangan sebuah perpustakaan untuk dapat mengambil peran yang lebih kompleks dan multifungsi juga sebagai agen perubahan (agent of change). Endang Fatmawati(2010:16) dalam buku The Art of Library  mengatakan bahwa posisi perpustakaan sebagai agen perubahan (agent of change)dan pusat pembudayaan manusia sangat dipengaruhi oleh 4 (empat) factor penting yaitu pengelola perpustakaan (SDM), sumber informasi ,para pengguna (users) dan biaya. Poin pertama ini sepaham dengan ungkapan Harkrisyati Kamil(Presiden Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia) yang menyatakan bahwa perpustakaan yang bertransformasi, harusnya mempersipakan sumberdaya manusianya menjadi sumberdaya yang "multitasking" alias memiliki segenap keahlian dan siap menjadi agen perubahan.
Pada konsep materi mata kuliah kapita selekta membahas bahwa transformasi yang harus dilakukan oleh perpustakaan meliputi:
 1).transformasi pemustaka,
2).tranformasi .layanan
 3) tranformasi fasilitas TIK
4). SDM
 5).fungsi dan nilai tambah.
Akan tetapi, Lien, Diao Ai., (2004)  hanya menekankan bahwa Transformasi yang wajib dilakukan hanya meliputi 3 (tiga) garis besar yaitu transformasi fungsi, transformasi fasilitas dan transformasi pustakawan.
Untuk mempermudah pemahaman tentang tranformasi fungsi sebuah perpustakaan, Lien, Diao Ai membandingkan fungsi dari sebuah perpustakaan dalam sebuah tabel yang memeperlihatkan perubahan fungsi dari sebuah perpustakaan sebelum dan sesudah era internet.
Sebelum internet
Sesudah internet
Memberikan multi-entry service atau
pelayanan yang terpisah untuk
pengadaan, pengolahan, transaksi
peminjaman, referensi, dsb
Menyediakan one-stop service: multifunctional
librarians serving multi-tasking
customers
Mengumpulkan informasi dan
pengetahuan (umumnya tercetak) secara
lokal
Mengkoleksi dan menyediakan akses ke
informasi dan pengetahuan serta sumbersumbernya
yang tersebar di seluruh dunia,
dalam multi-format (termasuk tacit)
Menjaga koleksi dan akses informasi dan
pengetahuan
Menambah nilai pada informasi dan
pengetahuan (adding value)
Melayani individu atau kelompok tanpa
melihat potensi hubungannya dengan
individu atau kelompok lain
Melayani individu atau kelompok sebagai
anggota jaringan
Memberikan pelayanan di tempat (on site)
dan sebatas jam pelayanan
Memberikan pelayanan on-line 24 jam
Manajemen informasi: memberikan
pelayanan sebatas akses informasi dan
pengetahuan
Manajemen
Manajemen pengetahuan: memberikan
pelayanan bervariasi dan dinamis meliputi
seluruh siklus pengetahuan (mulai dari
penciptaan, perekaman dan publikasi,
penyebaran, penggunaan, dan penciptaan
kembali, pengetahuan)
Memberikan pendidikan pemakai sebatas
mengenai pemanfaatan perpustakaan
(library skills and literacy)
Meningkatkan information skills and
literacy sedemikian rupa sehingga
pengguna dapat memanfaatkan TIK untuk
mengakses dan memanfaatkan informasi
secara kritis; serta merekam mempublikasi atau share, pengetahuan
dengan efisien.

Masih menurut Lien, Diao Ai(2004) ,untuk menjalankan fungsi baru tersebut maka, perpustakaan haruslah melakuakan tranformasi fasilalitas, yaitu perpustakaan harus mengembangkan fasilitas yang lebih dari sekedar perpustakaan digital, yang menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk mengitegrasikan perpustakaan dengan penggunanya yang ditunjang dengan fasilitas gedung yang memadai.
Harkrisyati Kamil( Presiden Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia) juga sependapat bahwa Transformasi perpustakaan itu tidak terlepas dari peran teknologi, teknologi bukanlah semata-mata mesin, karena juga mengandung pengetahuan dan keterampilan menggunakan alat atau mesin tersebut. Selain itu teknologi bersinggungan dengan aspek budaya dan aspek organisasion untuk menjadi sebuah kegiatan yang terus-menerus dan meluas.
Lien, Diao Ai menjelaskan transformasi ketiga yang harus dilakukan perpustakaan adalah transformasi  pustakawan. Dia mengutip bahwa pustakawa yang di butuhkan di era digital ini adalah :
Holistic librarians with a broad range of competencies and skills are an emergingprerequisite in academic libraries, especially in technology-oriented roles.” (Dupuis &Ryan (2002, h5)
New librarians will come from other backgrounds, and the emphasis will be on
leadership, connectivity, innovation and creativity – making new and powerful
connections increasingly on an individual basis between people and their knowledge
needs.” (Kempster, 1999, h.201).
Untuk melengkapi konsep transformasi dibidang perpustakaan maka perlu ditambahkan hal penting mengenai tranformasi di bidang layanan,  untuk melihat sejauh mana kinerja sebuah perpustakaan sudah berhasil melaksanakan tugasnya memberikan layanan jasa informasi kepada pengguna, menurut Sutoyo (2001: 132) setidaknya dapat dilihat dari 3 (tiga) tolok ukur : kelengkapan koleksi, penelusuran informasi, dan kualitas informasi yang disajikan .
Transformasi lain yang yang dilakaukan perpustakaan adalah transformasi pemustaka, karena pemustaka merupakan aset terpenting yang menunjang keberlangsungan sebuah perpustakaan.Sebuah perpustakaan yang memiliki koleksi yang lengkap dan layanan beragam tidak akan bermanfaat jika pemustaka itu sendiri belum memiliki  kesadaran untuk mendayagunakan perpustakaan. Maka dari itu perpustakaan harus melakukan transformasi merubah paradigma masyarakat yang memandang perpustakaan hanyalah sebuah gedung tua yang berisikan koleksi buku-buku usang dan berdebu,dijaga oleh penjaga yang berpenampilan monoton dan berkacamata tebal. Zaman sudah berubah, dunia perpustakaan sudah mengalami kemajuan, pihak internal perpustaan sudah berbenah diri,sekarang tugas perpustakaan adalah membuat masyarakat untuk melek literasi informasi. Endang Fatmawati (2010:26) dalam buku The Art of Library mengatakan bahwa jika masyarakat sebagai pengguna perpustakaan,sudah melek lierasi informasi, maka berbagai informasi yang melimpah tersebut akan menjadi sumberdaya yang bermanfaat.
Daftar Pustaka:
Lien, Diao Ai., (2004). Transformasi Dunia Perpustakaan. Media Pustaka vol. XI/3-4 (September),14-15 http://eprints.rclis.org/bitstream/10760/11338/1/Transformasi_Dunia_Perpustakaan_-_ai_lien.pdf diakses 19 juni 2012 pukul 20.00 WIB
Sulistyorini ,Dyah,(2009). Perpustakaan Harus Bertransformasi, Jakarta :(ANTARA News)artikel berita http://www.antaranews.com/berita/1255786406/javascrip diakses 19 juni 2012 pukul 20.00 WIB

Kempster, G. (1999). Dawning of the age: the horizon for powerful people-centred
libraries. Dalam S. Criddle, L. Dempsey, dan R. Heseltine (eds.) Information
landscapes for a learning society: networking and the future of libraries 3. An
international conference held at the university of bath, 29 june-1 july 1998 (199-
204). London: Library Association Publishing.

Dupuis, J. & Ryan, P. (2002). Bridging the two cultures: a collaborative approach to
managing electronic resources. Issues in Science and Technology Librarianship,
spring
.Fatmawati,Endang.(2010).The Art of Library.Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Materi PTT pemebelajaran mata kuliah Kapita selekta oleh Endang Fatmawati, S.S.,S.Sos.,M.Si Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro, unpublis
ditulis untuk memenuhi tugas Makul kapita Selekta/RATNAWATI/FIB/2012

No comments:

Post a Comment