Suatu ungkapan “tak kenal maka tak sayang” adalah suatu ungkapan yang benar, bila dikaji dan dihubungkan dengan pengalaman pribadi yang kita alami bersama dengan orang-orang yang berada disamping kita. Hubungan yang yang tercipta antara satu orang dengan yang lain terjadi karena suatu proses perkenalan. Proses perkenalan ini membawa kita pada suatu tinggkatan hubungan yaitu mengenal secara mendalam mengenai seluk beluk orang yang kita kenal dan terjalin suatu keakraban diantaranya atau mengenal hanya sekedar kenal akan tetapi tidak ada keinginan untuk tahu seluk-beluk orang yang kita kenal dan tanpa ada suatu jalinan keakraban di antaranya.
Bila ungkapan ”tak kenal maka tak sayang”ini kita terapakan pada sebuah subyek yang dinamakan perpustakaan, maka yang terjadi adalah sebagian orang, kenal secara detail mengenai subyek tersebut bahkan sudah terjalin suatu keakraban diantaranya,yang dinamakan actual user yaitu orang-orang yang sudah secara aktif menggunakan perpustakaan. Akan tetapi sebagian di antaranya hanya sekedar kenal subyek tersebut tanpa terjalin suatu keakraban diantaranya yang dinamakan potential user yaitu orang-orang yang sangat berpotensi untuk ditarik menjadi pengguna perpustakaan. Mengakarabi perpustakaan tentunya banyak memberikan manfaat tanpa adanya suatu hal yang merugikan bagi orang ingin akrab dengannya.
Oleh hal tersebut, mari mengenal perpustakaan lebih lanjut. Perpustakaan adalah sebuah ruangan ,bagian dari sebuah gedung,ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca,bukan untuk dijual. (Sulistyo Basuki,1991,3) .Saat mengenal seseorang tentunya kita tidak hanya mengenal secara fisik ,begitupun jangan sekedar memandang perpustakaan sebagai sebuah bangunan yang di penuhi buku-buku .
Dibalik itu semua, perpustakaan menyimpan berbagai khasanah ilmu pengetahuan dan berbagai informasi yang dapat ditemukan di dalamnya. Perpustakaan sebagai rangkaian sejarah masa lalu merupakan hasil budaya umat manusia yang sangat tinggi. Dengan perpustakaan harta dari masa lalu dalam wujud karya sastra, buah pikiran, filsafat, teknologi, peristiwa-peristiwa besar sejarah umat manusia, dan ilmu pengetahuan lainnya, dapat dipelajari, dihayati, dan diungkapkan kembali pada masa sekarang. Melalui sumber bacaan dan ilmu pengetahuan di perpustakaan kita tinggal meneruskan dan mengembangkannya. Perpustakaan juga merupakan akar berpijak sekarang untuk kemudian melangkah ke masa depan (Sutarno, 2003:1).
Dewasa ini keberadaan perpustakaan semakin kerkembang seiring dengan adanya perturan pemerintah tentang penyelenggaraan perpustakaan. Akan tetapi berkembangnya perpustakaan seiring dengan kemajuan zaman tidak diimbangi dengan meningkatnya minat baca para anak, para remaja, dan dewasa,hal ini dapat dilihat dari ninimnya kunjungan terhadap perpustakan dan minimnya akses perpustakaan oleh kalangan-kalangan tersebut. Sangat di sayangkan ,hal ini menunjukkan bahwa arti penting keberadaan sebuah perpustakaan belum sepenuhnya di sadari oleh berbagai kalangan di lapisan masyarakat.
Tidak ada yang dapat disalahkan atas problema yang terjadi, berkembangnya perpustakaan yang tidak diimbangi dengan meningkatnya minat baca dan minat mengunjungi perpustakaan oleh kalangan masyarakat. Ini adalah suatu hal yang menjadikan suatu tantangan bagi kita semua,khususnya bagi bagi para pustakawan dan orang-orang yang peduli mengenai permasalahan yang timbul ini.
Untuk mengurangi permasalahan ini adalah dengan menemukan ide-ide untuk mengentaskan permasalahan tersebut. Menurut Moshe F. Rubinstein,seorang spesialis dalam memecahkan persoalan secara ilmiah di Univercti of California, mengatakan bahwa ada empat tahap yang berbeda dalam memecahkan permasalahan. Tahap pertama: ”persiapan”,anda melihat unsur-unsur permasalahan dan mempelajari hubungan-hubungannya.Tahap kedua:”inkubasi”kalau anda belum dapat memecahkan persoalan itu dengan cepat, anda harus memikirkan kembali persoalan dengan lebih mendalam. Tahap ketiga”inspirasi” anda akan merasakan sepercik kegembiraan sebagai sebuah solusi,atau bagi oranglain ,sebagai sebuah jalan yang muncul secara tiba-tiba. Tahap keempat ”Verivikasi” anda mengecek solusi itu untuk mengetahui kalau solusi itu betul-betul bekerja.
Dengan mengetahui tahap-tahap ini hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan merumuskan permasalahan:
-Bagaimana upaya peningkatan kualitas perpustakaan agar dapat berfungsi sebagai sumber pusat informasi yang menarik minat pemustaka untuk mengunjunginya?
-Bagaimana mekanisme perpustakaan sebagai sumber pusat informasi dapat meningkatkan minat baca masyarakat?
Setelah mengetahui permasalahannya,dapat diputuskan beberapa ide-ide tentang solusi atas permasalahan tersebut. Upaya peningkatan kualitas perpustakaan yang dimaksud di sini adalah upaya atau usaha yang dilakukan agar perpustakaan dapat memerankan fungsinya, yakni sebagai pusat sumber informasi dan fungsi turunan lainnya. Sebagai bagian dari masyarakat informasi kita tidak dapat terpisah dari kebutuhan akan sebuah informasi..Manusia sangat membutuhkan informasi untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Hal ini dapat dilakukan dengan upaya:
1) Menciptakan Suasana Nyaman Agar tercipta suasana nyaman di perpustakaan, penataan ruang perlu diperhatikan. Ruang yang bersih dengan buku-buku dan koleksi lainnya yang tertata rapi dengan sendirinya akan membuat pengguna merasa nyaman. Untuk menimbulkan rasa senang, petugas perlu meningkatkan keramahan dan ketulusan dalam memberikan pelayanan .
2) Menciptakan Suasana Kerja yang Kondusif Agar proses pelayanan informasi berjalan secara maksimal, diperlukan adanya suasana kerja yang kondusif, terutama di antara petugas perpustakaan. Masing-masing petugas hendaklah menjalankan tugasnya sesuai dengan bidang kerjanya. Semua staf perpustakaan harus mamahami dan menjalankan tugasnya masing-masing secara kordinatif. Hanya dengan adanya suasana kerja yang kondusif ini perpustakaan akan dapat menjalankan fungsinya sebagai sumber informasi.
3) Mengadakan Kerja Sama Untuk menambah koleksi dan fasilitas perpustakaan, pengelola perpustakaan dapat melaksanakan kerja sama dengan pihak luar (penerbit, dermawan, dan lain-lain) terutama yang mempunyai kepedulian terhadap perpustakaan. Untuk meningkatkan kuantitas kerja sama pengelola harus proaktif melakukan penjajagan. Pengelola harus membuka akses seluas-luasnya kepada pihak luar untuk menjalin kerja sama ini.
4) Membangun Jaringan Kerja Untuk meningkatkan pelayanan informasi, dapat ditempuh dengan jaringan kerja sama antar perpustakaan. Kerja sama ini dimaksudkan untuk saling tukar informasi koleksi masing-masing perpustakaan. Kalau informasi yang dibutuhkan tidak tersedia dalam koleksi perpustakaan, pengelola dapat memberikan bantuan untuk mengakses informasi yang dimaksud dari perpustakaan lain.
5) Mengusahakan Sumbangan Dana dan Buku. Peningkatan kualitas perpustakaan tidak bisa terlepas dari ketersediaan dana. Kurangnya alokasi dana mengakibatkan kesulitan dalam menambah koleksi. Oleh karena itu perlu diusahakan terobosan lain. Perpustakaan sekolah misalnya, dapat memungut sumbangan dari orang tua atas persetujuan pimpinan. Dapat juga dengan meminta sumbangan buku dari masyarakat, terutama buku-buku yang tidak digunakan.
6)Memberi Kesempatan untuk Pengembangan Profesionalisme Perpustakaan harus dikelola oleh tenaga pustakawan yang profesional sebagai tenaga fungsional, seorang pustakawan harus mengembangkan profesionalismenya. Pengembangan profesionalisme dapat dilakukan melalui magang, seminar, lokakarya, pelatihan, diklat, dan lain-lain.
Solusi yang lainnya adalah dengan menumbuhakan minat baca sejak dini. Menurut (Witherington, 1983:135), minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu objek, seseorang, sesuatu soal atau suatu situasi yang bersangkut paut dengan dirinya.Minat dan kegemaran membaca tidak dengan sendirinya dimiliki oleh seseorang,
termasuk anak-anak dalam usia sekolah. Minat baca dapat tumbuh dan berkembang dengan cara dibentuk. Dalam kaitan ini dapat kita simak teori rangsangan dan dorongan. Dorongan adalah daya motivasional yang mendorong lahirnya perilaku yang mengarah pada pencapaian suatu tujuan. Dorongan yang dimaksud adalah motivasi tidak hanya untuk perilaku tertentu saja, melainkan perilaku apa saja yang berkaitan dengan kebutuhan dasar yang diinginkan seseorang. Dorongan-dorongan tersebut dapat muncul dari dalam diri orang tersebut atau dapat dirangsang dari luar.
Hal-hal yang dapat mendukung minat baca masyarakat yang dapat dilakukan perpustakaan adalah dengan menperbanyak koleksi bahan pustaka. Sedang Yusuf (1996:70-71) membagi dalam empat prinsip pemilihan koleksi yang efisien dan efektif, yaitu:
1. Pinsip Relevansi, yakni bahan pustaka yang dipilih hendaknya relevan dengan tujuan perpustakaan.
2. Prinsip Individualisme, artinya bahan pustaka berorientasi pada minat dan kebutuhan pemakai.
3. Prinsip Kelengkapan, maksudnya bahan pustaka diupayakan agar selalu lengkap.
4. Prinsip Kemutakhiran, yaitu bahan pustaka yang dipilih harus berisi informasi yang mutakhir.Cara lain yang dapat ditempuh adalah dengan promosi perpustakaan kepada potential user dan peningkatan kualitas pelayaanan perpustakaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu perpustakaan dapat berfungsi sebagai pusat sumber informasi jika dapat memenuhi/menyediakan segala hal (informasi) yang diperlukan oleh penggunanya. Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas perpustakaan agar dapat berperan sebagai pusat sumber informasi adalah dengan: menciptakan suasana nyaman, menciptakan suasana kerja yang kondusif, mengadakan kerja sama, membangun jaringan, mengusahakan sumbangan dana dan buku, dan memberikan kesempatan tenaga pustakawan untuk mengembangkan profesionalismenya. Mekanisme perpustakaan sebagai sumber informasi terhadap peningkatan minat baca masyarakat dapat dilakukan dengan jalan: meningkatkan kualitas koleksi, melakukan promosi, dan mengingkatkan kualitas pelayanannya.
Daftar Pustaka
Sutarno. 2003. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Yusuf, Taslimah. 1996. Manajemen Perpustakaan Umum. Jakarta: Universitas Terbuka.
Basuki ,Sulistyo.1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan.Jakarta: Gramedia.
Foster,Jack.2005. How To Get Ideas.Yogyakarta: Quills Book Publisher.
Witherington. 1983. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Aksara Baru
No comments:
Post a Comment